Terkait dugaan adanya tari telanjang (striptis) yang dilakukan sejumlah pelayan kafe mesum di atas kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi, di Desa Sei Kuning, Kecamatan Tandun. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Rokan Hulu mengaku belum mengetahui dan belum bersedia komentar.
Ketua MUI Rokan Hulu Drs Barmawi Arif SH,MH, mengaku pihaknya masih perlu menelusuri kebenaran adanya dugaan praktek maksiat atau tari telanjang yang dilakukan sejumlah biduanita merupakan pelayan kafe mesum di atas kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi Sei Kuning beberapa hari lalu.
“Jika itu memang benar ada, kita sangat menyesalkan hal itu terjadi di negeri seribu suluk. Tapi kita masih perlu penelusuran dan kumpulkan data akurat mengenai praktek maksiat itu,” katanya.
Terlepas dari itu, Barmawi Arif, minta seluruh elemen masyarakat untuk ikut menjaga kesucian Idul Fitri 1432 Hijriah/2011 Masehi. “Artinya kita harus kembali ke fitrah, jangan mengotori hari kemenangan dengan perbuatan maksiat dan melanggar norma adat serta agama. Untuk itu kita ikut mengawal anak kemenakan agar tak ikut terjerumus hal negatif,” harapnya.
Sebagai negeri seribu suluk, MUI minta Pemkab Rokan Hulu agar tertibkan tempat-tempat remang yang merusak moral umat, dan bisa diberantas dari negeri seribu suluk. “Jika itu masih terjadi, moral anak kita yang akan rusak. Kita khawatir, bukan hanya moral masyarakat yang rusak, tapi moral negeri ini ikut terseret, dan tak terhindarkan,” cemasnya.
Untuk itu, Barmawi berharap, Pemkab mengambil langkah-langkah pencegahan, dengan lakukan program yang sudah dilakukan Bupati Achmad dan Wakil Bupati Hafith Syukri, terkait kegiatan di kawasan Rokan Hulu pada umumnya.
“Seperti halnya kegiatan keagamaan di Masjid Agung Islamic Center, seluruh elemen masyarakat harus mendukung serius. Sebab kegiatan disana sebagai bentuk antisipasi atau benteng secara moral agar terhindar dari yang hal negatif yang sudah melanggar norma adat dan agama,” himbaunya.
Terlepas dari pernyataan MUI. Seperti dituturkan sejumlah masyarakat sebelumnya, aksi Tari Telanjang atau “Bongkar” yang dilakukan sejumlah pelayan kafe yang hanya mengenakan celana dalam dan bra ini, dua malam digelar oleh pemilik kafe tanpa nama, Darul merupakan warga Tandun, dengan pelaksana acara yang diketahui bernama Harun, warga Ciasam Kecamatan Pendalian IV Koto.
Harun sudah dimintai keterangan di Mapolsek Tandun, tapi sejauh ini belum ditahan. Walau sebagai salah seorang biang kerok, ia hanya disuruh membuat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya, belum ada sanksi hukumnya. Padahal selain ada dugaan tari telanjang, di kawasan hutan yang dilindungi itu, mereka juga gelar judi jensi dadu dan bola gelundung.
Dari informasi masyarakat, tontonan tari telanjang mulai digelar, Sabtu (10/9/11) kemarin mulai dari pukul 18.00 Wib hingga pukul Ahad (11/9/11) dinihari. Menyusul di hari kedua, Ahad acara mulai digelar pukul 22.00 Wib hingga Senin (13/9/11) dinihari.
Dilain tempat, Wakil Bupati Rokan Hulu Ir H Hafith Sukri MM, dikonfirmasi sejumlah wartawan di sela-sela Lomba Cipta Menu di Gedung Wanita Pasirpangaraian, Selasa pagi, mengaku sudah intruksikan personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk mengecek kebenaran adanya informasi orgen tunggal yang menyediakan penari telanjang di atas kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi, Tandun.
“Kita sudah intruksikan Satpol PP untuk cek kebenaran informasi tersebut disana. Jika benar ada, kita akan tertibkan secara tegas. Untuk Dinas Kehutanan dan Perkebunan, sudah kita minta agar memantau kesana, apakah benar banyak kafe di kawasan hutan lindung,” tegasnya.***(Riau Terkini.com/WI-003)
http://www.wartaislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2683:mui-belum-tahu-ada-tarian-telanjang&catid=3:nasional&Itemid=529
Sabtu, 19 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar